Kalian pernah merasa bersalah? Sepertinya mungkin semua orang pernah merasa begitu. Bukankah kita, manusia memang tempatnya salah? Tapi pernahkah kalian merasa segala hal di sekeliling kalian merupakan kesalahan, dan itu adalah kesalahan kalian ?Percayalah, itu bukan hal yang mudah untuk di rasakan.
Sudah sifat bawaanku, jika terjadi sesuatu maka aku akan selalu memikirkan hal itu terus menerus. Aku selalu berpikir mengenai semua hal. Sekuat apapun aku mencoba untuk berhenti, sekuat itu pula pikiran-pikiran itu datang. Rasanya seperti segala hal di sekelilingku ada di dalam kepalaku. Aku sering mendengar orang-orang berkata kalau aku ini pemikir. Mereka menasehatiku, mengingatkanku dan marah padaku karena aku tak henti-hentinya melakukan hal itu. Aku tahu ini salah. Aku tahu ini tidak sehat. Tapi apa yang bisa kulakukan lagi?
Kenapa kubilang ini tidak sehat? Karena setiap aku memikirkan suatu hal, apalagi hal yang buruk, aku selalu saja merasa itu semua adalah kesalahanku. Aku tak akan bisa menahan diri untuk berpikir dan merasa bersalah. Aku tak akan bisa mengatakan pada diriku bahwa itu bukan karena aku.
Aku punya sahabat. Dan aku bersyukur aku memilikinya. Entah bagaimana, ia sangat sabar menghadapi aku. Setiap kali aku merasa pikiran-pikiran dalam kepalaku tak bisa dikendalikan, aku selalu datang padanya dan menceritakan semua yang aku rasakan. Demi Tuhan, aku sangat bersyukur memilikinya. Ia tak pernah menyela ketika aku menceritakan semuanya. Ia hanya diam mendengarkan ku meskipun ketika bercerita aku sering kehabisan kata-kata dan terhenti karena tak bisa menahan emosiku. Ia dengan sabar mengelus pundakku ketika ia mengerti bagaimana perasaanku.
Aku sendiri malu. Sudah berapa kali aku terlihat lembek di depannya. Sudah berapa lembar tissue yang ia sediakan untukku ketika aku menangis. Dan sudah berapa besar kesabaran dan perhatian yang ia berikan padaku. Ia sering berkata padaku "Akhirnya kamu hanya menyalahkan dirimu sendiri. Kapan kamu akan memikirkan dirimu dan berhenti memikirkan orang lain?" .Aku tahu ia benar. Tapi entah kenapa aku tak pernah bisa melakukan itu. Aku tak pernah bisa benar-benar memikirkan perasaanku sendiri. Aku selalu memikirkan orang lain di atas diriku sendiri.
Semakin lama aku merasa semakin tenggelam. Tenggelam dalam perasaan bersalah. Tenggelam dalam beban-beban yang harus kutanggung. Tenggelam dalam apa yang orang lain ingin aku lakukan. Kadang aku merutuki diri sendiri karena aku sadar bahwa apa yang kulakukan ini salah. Aku marah pada diriku sendiri karena tak bisa melakukan apa yang seharusnya kulakukan.
Ada saat dimana aku sendiri. Mencoba menenangkan pikiran-pikiran dan segala rasa bersalah di dalam kepalaku. Dan akhirnya? Yah, aku sadar. Sadar bahwa aku ini memang salah. Salah karena tidak bisa mengontrol diriku sendiri. Salah karena membiarkan aku menerima setiap tanggung jawab yang diberikan dengan mudahnya hingga akhirnya menjadi beban, karena apa yang telah ku iya-kan sangat bertentangan dengan apa yang sedang kulakukan.
Yang paling sulit adalah ketika kau tahu bahwa keberadaanmu saja adalah kesalahan bagi orang yang amat berarti bagimu. Maka kala itu, sekuat tenaga aku mencoba melawan rasa itu. Rasa bersalah dalam diriku. Hingga akhirnya aku benar-benar sadar. Aku memang bukan hal yang baik baginya. Mungkin aku mengumpamakan diriku seperti narkotika. Aku tahu dia sangat membutuhkan aku hingga sakit karenanya, tapi aku juga tahu jika ia mengkonsumsiku ia akan jauh lebih sakit. Lalu bagaimana ,jika ada dan tidak adanya diriku sama-sama membuatnya sakit. Sama-sama sebuah kesalahan.
Percayalah, sungguh ini tidak mudah. Ketika setiap suara dalam kepalamu meneriakkan hal yang berbeda-beda. Ketika hatimu merasa amat kecil ,lemah dan tak berdaya. Dan ketika ternyata kau menemukan dirimu tak mampu melawannya. Kau akan selalu menyalahkan dirimu.
No comments:
Post a Comment