siang ini aku melihatnya disana. di pembaringan terakhirnya, terbaring namun masih saja terlihat gagah. kupikir cukup kemarin aku berduka mengenangnya, kenangan yang selama ini kurasa pahit ternyata bermakna. kupikir kegelisahanku akan berhenti setelah melihatnya untuk terakhir kali. ternyata aku salah lagi.
Pak Ino, dengan jas hitam terbujur kaku di peti mati itu. aku sudah gemetar sebelum melangkah mendekatinya. tiba-tiba saja aku merasa tak sanggup harus melihatnya dalam keadaan seperti itu. bukan dia yang seperti itu yang seharusnya ku temui. air mataku tumpah, wajahku memerah.
aku bahkan tidak pantas untuk merasa menyesal. tapi hanya itu yang kurasakan sekarang.
seandainya dulu aku mau lebih dekat dengannya. seandainya dulu aku mau lebih sabar menghadapi dirinya. seandainya dulu aku tahu niat baiknya. seandainya dulu aku tak menghindarinya. seandainya saja..
kenangan tentangnya tersimpan sangat rapi dalam ruang memori semua orang yang mengenalnya. dia terlalu bermakna, dengan keunikan dan segala kelebihannya. sekarang aku hanya bisa diam, berandai dan merasa iri. iri pada semua orang yang pernah mengenalnya dengan baik. iri pada semua orang yang ia sayang dan ia perhatikan. iri dengan semua orang yang pernah berdiskusi segala hal dengannya. iri dengan semua orang yang pernah bercanda dan tertawa bersama dia. dan aku, kembali menyesali diri.
"aku ngga mau mahasiswaku jadi lulusan yang ngga berguna!"
"kalian ngga suka kan sama cara saya? tapi dengan begini kalian jadi belajar"
"kamu galau kenapa? kamu kan sudah mahasiswa, ini masa awal kedewasaanmu. harusnya kamu bisa menentukan pilihanmu sendiri."
"lho jangan nangis, von"
mungkin waktu itu aku masih buta, bahwa ternyata dia menunjukkan perhatiannya.
sekali lagi maaf, Pak Ino. saya tidak bisa memutar kembali waktu untuk mengucapkan terimakasih dan menyampaikan maaf buat bapak, tapi saya cuma bisa berusaha menjadi seperti apa yang bapak ingin kami lakukan. seandainya saya bisa, saya mau bertemu dengan bapak hanya untuk sekedar berbagi j.co dan membicarakan hal-hal luar biasa yang bisa bapak bagikan kepada saya.
sekali lagi, selamat jalan Pak Ino. kenangan tentang bapak pasti akan tersimpan rapi di salah satu loker memori saya. terimakasih sudah memberikan potongan cerita yang bisa saya bagikan ke orang lain dan anak-anak saya nanti.
No comments:
Post a Comment