Friday, March 30, 2012

looks like we made it

sudah sampai angka empat, rasanya baru kemarin menuliskan angka tiga dalam pesan singkat yang kutulis padanya. bingung, merasa hubungan ini sudah sangat lama atau malah masih terasa singkat. hari ini masih saja bertanya-tanya dan mengulang semua kenangan yang tersimpan rapi dalam loker memori. ternyata banyak sekali, terlalu banyak malah sampai empat tahun saja tak terasa. 

masih saja merasa kalau baru saja kami masuk SMA yang berbeda dan harus rela kehilangan kesempatan untuk bertatap muka. masih saja berpikir kalau baru saja kami memulai pertengkaran-pertengkaran kecil yang sebenarnya hanya bagian konyol dari hubungan ini. masih saja berpikir kalau baru saja kami mulai mogok bicara dan ngambek setiap menemui sebuah pertengkaran yang tak usai. masih saja berpikir kalau baru saja kami menyelesaikan hubungan ini dengan diam dalam keheningan air mata. masih saja berpikir kalau baru saja kami bertemu kembali untuk memutar ulang semua memori dan menyadari keputusan yang salah untuk dijalani. masih saja berpikir kalau baru saja kami belajar mendewasakan diri dan perlahan menerima keadaan yang mengharuskan kami lebih sering merasakan rindu dalam hati. masih saja berpikir kalau baru saja kami bertengkar hanya karena kesalahpahaman kecil yang menghadiahi perpisahan singkat. masih saja berpikir kalau baru saja kami saling mengucapkan selamat ketika melewati tahun pertama. masih saja memori-memori itu membuatku merasa kalau hubungan ini masih teramat singkat, belum mencapai angka empat.

dan pagi ini, aku terbangun dengan mendapati sebuah pesan singkat yang dikirim pukul nol dini hari pada 30 Maret ini. pesan yang mengingatkanku bahwa hari ini, kami sudah satu tingkat lebih tinggi. yang mendoakan supaya hubungan ini akan berjalan lebih lancar dari tahun sebelumnya, yang mengharapkan agar hubungan ini menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya dan mengharapkan kasih sayang yang semakin bertambah setiap harinya. 

kami sudah sejauh ini, dan memang sepertinya bukan lagi waktunya untuk memulai pertengkaran konyol yang berujung ngambek. bukan lagi saatnya untuk mengakhiri permasalahan dengan perpisahan. bukan lagi saatnya uring-uringan karena terlambat dapat kabar. bukan lagi saatnya mengulang tangisan karena kesalahpahaman. bukan lagi waktunya untuk diam dan memendam. bukan lagi waktunya untuk merasa tak diperhatikan. bukan, bukan itu yang harus kami lakukan. hanya perlu menyadari, kalau ternyata rasa itu masih ada dalam hati kami. dan harapan untuk masa depan masih menjadi mimpi yang harus kami wujudkan.


sudah empat tahun, tapi masih saja salah tingkah waktu bertemu. masih saja senyum kami mengembang lebar ketika melihat satu sama lain. masih saja tertawa kecil saat menyadari pipi memerah. dan masih saja tak ingin melepas genggaman ketika mengakhiri pertemuan.


selamat empat tahun ya, Sukarno Hajar Aswad *salaman*
terimakasih untuk empat tahun ini. terimakasih untuk senyum lebar dan mata berbinar waktu salaman di depan perpustakaan. terimakasih untuk kesabaran dan pengertiannya. terimakasih untuk sayangnya. 
-vonny cantik-

moms, udah setahun lho ini hihi

"looks like we made it, look how far we've come my baby. we mighta took the long way, we knew we'd get there someday." - you're still the one

Saturday, March 24, 2012

sepertinya memang salah

ada yang salah dengan kata idealis, sepertinya. pikiran ini masih saya menghuni kepalaku sampai menghasilkan berbagai pertanyaan dan hal-hal kecil yang ternyata tak mau diusir. aku sendiri tak ingin berlama-lama memeliharanya di dalam kepala, tapi entah kenapa, mungkin karena pemikiran itu belum menemukan jawabannya sampai saat ini. beberapa tahun yang lalu, ada yang bilang kalau aku terlalu idealis. aku sendiri sama sekali tidak pernah menganggap diriku begitu, hingga saat itu. lalu sebuah pertanyaan muncul di kepalaku, kepala remaja labil yang masih belum tahu kalau di depan sana masih banyak yang harus ia temui, selain dunia anak bawang yang ia jalani saat itu. "apa yang salah dengan idealis? lalu kenapa kalau aku idealis?"

sampai detik ini, aku masih merasa kalau pertanyaan itu tetap ada. meskipun ternyata, seiring berjalannya waktu dan seiring banyaknya peristiwa yang melibatkan ke-idealisme-an yang ku punya, aku sering goyah. lebih seringnya aku malah berdebat dengan diriku sendiri, kenapa aku masih bertahan dan kenapa aku membiarkan prinsip itu dilanggar. kadang aku menertawai diriku sendiri, kadang aku tak memahami apa yang diriku mau. kadang aku merasa idealisme itu terlalu tinggi dan kadang aku merasa seharusnya aku tak begitu. kadang aku berpikir kenapa aku malah bersusah payah tersenyum ketika isi kepalaku saling melempar argumentasi tentang apa yang terjadi di depan mataku. kenapa aku tak membiarkan saja hal itu terjadi dan melupakan segala hal tentang idealisme mengenai hal itu.

jawaban yang ku dapat tak pernah bisa memuaskan pertanyaan-pertanyaan itu. jawaban pertama, aku tipe pemikir dan karena itulah akan sulit bagiku melepaskan semua pikiran tentang idealisme yang selama ini kupegang. aku akan selalu merasa bahwa itu bukan hal yang tepat untuk dilakukan, menghilangkan segala idealisme. dan aku akan selalu berpikir kenapa hal itu harus dihapuskan, kenapa bukan di kompromikan saja. 
dan jawaban kedua, kata orang tak selamanya idealisme itu bisa dikompromikan. suatu saat aku harus mau mengalah dengan keadaan dimana lingkungan itu tak bisa membiarkan sebuah idealisme dijalankan. karena nyatanya, saat ini mungkin idealisme itu sendiri sudah tak ada, terlalu sulit untuk seseorang mempertahankannya.

dan kadang, aku juga merasa ketika aku harus mengalah dengan beberapa keadaan itu, yang kulakukan bukan mengalah. tapi hanya sekedar menggunakan topeng yang menutupi apa yang sebenarnya kuinginkan. kelamaan aku lelah. menyangga topeng bipolar yang harus kutunjukkan pada mereka. berdebat dalam hati dengan perasaanku sendiri. dan membawa lagi pikiran-pikiran itu untuk kembali dipertanyakan di lain waktu.

seperti api yang terlalu mudah disulut, aku terlalu mudah terdistraksi. 

Thursday, March 22, 2012

baiklah

lalu harus bagaimana? memikirkannya saja sudah salah. hanya menambah beban moral dan pikiran yang bergayut seperti awan mendung dalam kepalaku. aku juga tak ingin menyalahkan keadaan. mungkin aku harus berdamai, lagi. mengalah dengan keadaan, yang terlalu sering tak bersepakat dengan diriku.

Tuesday, March 20, 2012

FOKAS

udah pada tau ngga FOKAS itu apa? jadi, FOKAS itu Forum Kakak Asuh yang merupakan salah satu program dari SCHOLAH (School of Airlangga in Harmony)- Unair Mengajar yang dibentuk oleh Departemen Pengabdian Masyarakat BEM Unair. kegiatan FOKAS selama ini ya mengajar adek-adek mulai dari yang pre-school sampai yang kelas 6 SD.

hari ini ceritanya pertama kali ikutan setelah sekian lama mengalami aral melintang. baru pulang dari kampus, ngga sampe lima menit tiba-tiba ada sms dateng dari Ajeng ngajakin (untuk keseribujuta kalinya) ikutan ngajar. jadilah, sampe rumah cuman setor muka ke mama terus berangkat lagi ke kampus. waktu dateng ke tempat ngajarnya, baru tau kalo ternyata dibagi jadi dua tempat, yang satu buat anak-anak SD yang emang di fokusin buat belajar seperti ngerjain PR, ngerjain soal-soal dan belajar buat ujian dan satu tempat lagi buat ngajar adek-adek yang belum sekolah sampe TK. awalnya pas dateng berasa awkward sih ya, ngga kenal siapa-siapa tiba-tiba dateng. jadinya ngikutin Ajeng aja terus, dan ternyata si Ajeng masuk nya ke tempat anak-anak kecil.

di tempat belajarnya adek-adek yang TK dan pre-school tadi ada sekitar enam orang kakak-kakak pengajar ditambah Ajeng, Enjel sama aku. karena kakak-kakak pengajarnya setiap minggu bisa ganti-ganti, jadi sebelum belajar kita kenalan dulu. barulah kemudian pelajaran dimulai. hari ini mereka belajar tentang cita-cita dan ibadah sholat. kakaknya ada yang bawa gabus yang udah di buat papan yang diisi gambar-gambar berbagai profesi, terus setiap gambar diterangin satu-satu pekerjaan mereka apa dan nama profesinya apa. lucu deh liat mereka antusias banget nyebutin nama profesinya, bawaannya senyum sama ketawa terus disana. ada yang namanya Aldi, dari awal udah teriak-teriak bilang dia maunya jadi polisi, setiap ditunjukin gambar dia selalu bilang namanya polisi -____-

setelah dijelasin semua profesinya, mereka satu-satu disuruh maju buat nyebutin nama sama cita-cita dan alasan kenapa milih cita-cita itu. nah, mulai itu tuh anak-anaknya langsung pada beringas pengen maju semua. apalagi kalo udah maju dapet hadiah stiker ,beeehh semakin panas. tapi bikin ketawa juga dengerin mereka maju hihihi

kakaknya : namanya siapa ?
adeknya   : nama saya adel
kakaknya : cita-citanya apa ?
adeknya   : emmm pendamran
kakaknya : ooohh pemadam kebakaran ? aaaaamiiinnn

kakaknya : namanya siapa ?
adeknya   : nama saya sefa
kakaknya : cita-citanya apa sefa ?
adeknya   : pengen jadi pemain bolaaaa
kakaknya : kenapa pengen jadi pemain bola ?
adeknya   : soalnya nanti kalo di jegal bisa dapet kartuuu
kakaknya : lho kok dapet kartu kuning malah seneng ?
adeknya  : iyaaaa, nantik kalo kartunya udah dapet dua bisa dikeluarin mbaaakk
semuanya : -_________-

seneng rasanya bisa kumpul ama adek-adek kecil lugu nan lucu disana tadi. minggu depan ngajar lagi, tiba-tiba aku dapet kerjaan jadi PJ buat ngajar Alphabet. jadi minggu depan giliran aku yang maju di depan teriak-teriak ke adek-adeknya ngajarin baca hihi, jangan rame please adek adek .___.

Sunday, March 11, 2012

I shouldn't

keheningan malam itu tersamar oleh suara musik yang terlalu kencang. pertemuan berlatarbelakang rindu yang entah aku tak tahu milik siapa perasaan itu. yang aku tahu, ada sesuatu yang bergemuruh dalam pikiranku saat wajah mereka satu per satu terpantul dalam kelopak mataku. lagi-lagi, aku harus menahan perasaan asing ini. aku ingin segera pulang.

Friday, March 9, 2012

#sweetmoments

semudah menyanyikan lagu kesukaan kita bersama-sama, sesederhana itu kebahagiaan kita tercipta. di bawah garis jingga langit senja, ditengah kemacetan kota. kita masih bernyanyi bersama.

Tuesday, March 6, 2012

lagi

aku masih saja menyimpan harapan pada khayalanku. khayalan tentang satu tarikan nafas panjang dan hilangnya semua beban seiring dengan hembusan nafas berat yang ku keluarkan. namun, baru saja aku tersadar, aku terlalu banyak berkhayal. saat aku mulai menarik nafas, sebuah perasaan asing menekanku hingga aku merasa terlalu rapuh. rasa itu begitu kuat, hingga kantong air mata yang ku punya tak mampu lagi bertahan. dinding-dinding nya terdorong sampai menimbulkan rasa panas yang menjalar ke seluruh mataku. sebelum menghembuskan nafas yang kuharap dapat membuang semua kesedihanku, aku menangis.

Thursday, March 1, 2012

sigh

ketika tak menemukan dengan siapa aku bisa membagi ceritaku, aku sering berharap semua masalah bisa selesai hanya dengan menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan cepat. semacam mendengus. terlalu random memang. dan kekanakan.