"aku merindukanmu"
"aku juga. sudah berapa lama?"
"rasanya seperti bertahun-tahun bagiku"
"ya, tentu saja. tak melihatmu sebentar saja rasanya sangat tidak nyaman"
"apa saja yang sudah kulewatkan? maukah kau bercerita?"
"hmm kau melewatkan hari-hariku tanpamu, membiarkanku menahan rindu ini"
"aku tahu, maaf. aku juga merasakan hal yang sama"
"memang seharusnya seperti itu bukan?"
"kau tak mau menanyakan apa-apa tentangku?"
"oh? tentu saja. apa saja yang kulewatkan selama ini? ceritakanlah"
"sebenarnya masih sama seperti biasanya, aku hanya melewatkan hari-hariku di sekolah. mengerjakan pr dari guru, mengerjakan ujian dan berkutat dengan kehidupan sekolahku."
"adakah sesuatu yang membuatmu senang atau sedih selama ini?"
"hmm tentu saja. kadang aku merasa bosan dengan semuanya. tapi kupikir tak seharusnya aku seperti itu bukan? akan lebih baik jika aku berusaha menyelesaikan semuanya."
"anak baik. kau bertambah dewasa"
"tentu saja. lalu bagaimana denganmu?"
"aku baik baik saja, meskipun kadang ada sedikit masalah yang menganggu. kupikir itu bukan hal penting yang harus selalu kuingat-ingat. aku mengkhawatirkanmu"
"ada apa denganku?"
"aku takut kau merasa kesepian. aku merasa kau sulit untuk bercerita dengan orang lain. entah kenapa, aku selalu berpikir kau hanya bisa menceritakan semuanya padaku. aku takut saat aku tak sedang bersamamu kau merasa sendirian karena aku tak bisa mendengarmu bercerita."
"kau benar. aku memang hanya ingin membaginya denganmu. maukah kau mendengarku?"
"tentu saja, kau boleh menceritakan apapun yang kau inginkan."
"tapi berjanjilah satu hal."
"apa itu?"
"berceritalah padaku, apapun yang kau alami dan rasakan."
"dan kenapa aku harus melakukannya?"
"karena aku suka mendengarmu berbicara. dan tentu saja, aku tak ingin memonopoli semuanya"
"baiklah, aku berjanji akan bercerita kepadamu. jika kau senang mendengarku bicara, maka aku akan selalu bicara denganmu"
"terima kasih, dengan senang hati aku akan mendengarkanmu"
"dan sekarang, mulailah bercerita"
No comments:
Post a Comment