Kalian punya sahabat kan? Kupikir sepertinya semua orang pasti punya sahabat, atau paling tidak teman baik yang bisa dijadikan tempat untuk bercerita dan meringankan beban pikiran. Dan sepertinya, menjalani hidup tanpa sahabat itu bukan sebuah hidup yang menyenangkan. Bayangkan saja, setiap kali ada masalah kita harus selalu menyimpannya dalam hati. Kita, manusia, butuh tempat atau orang lain untuk berbagi. Memendam masalah dan selalu berusaha menghindari bercerita pada orang lain bukan hal yang baik, karena itu justru akan berakibat buruk pada kesehatan kita. Seseorang bisa terkena penyakit lambung, hati, bahkan kanker hanya karena memendam masalahnya sendiri. See? Dan kali ini, aku akan bercerita, atau lebih tepatnya mengenalkan sahabatku kepada kalian, visitors maupun follower.
Amanda Fairuz Hikmiyah -
 |
manda yang kerudung pink yaa |
Kenal Manda sejak masuk SMP Negeri 1 Surabaya. Kemana-mana berdua, pulang sekolah telfonan berjam-jam, duduk sebangku, cerewet ga pernah mati kalo udah ketemu. Dia sahabat pertamaku, orang pertama yang memperkenalkan bagaimana rasanya punya sahabat yang bisa diajak berbagi apapun. Dia juga yang sangat berperan dalam perjalanan awal hubunganku dengan laki-laki yang sampai saat ini masih bersamaku. Manda, gadis atraktif yang perkasa. Jarang banget kecapekan kalo udah ngapa-ngapain. Sukanya gerak terus gabisa diem, apalagi kalo udah olah raga, apa aja dijabanin. Tapi dia bijaksana, kalau dia sudah mulai merasa ada yang salah denganku, dia akan segera menasehati dan memberi tahu apa yang harus kuperbaiki. Bodohnya aku, atau bodohnya kita ya? *bingung* ,dulu kami sempat tengkar sampe ngga mau nyapa cuman gara-gara masalah kecil, tapi untung deh langsung balik lagi. Dan hal paling menyedihkan adalah ketika kita harus terpisah karena masuk ke SMA yang berbeda. Sejak saat itu, kami mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing, dan entah kenapa sulit sekali menyediakan sedikit waktu untuk bertemu. Aku masih ingat ketika suatu malam dia bilang
"aku masih belum nemu penggantimu, von" .Ini bukan kata-kata cinta, tapi memang sulit, dan ngga akan pernah ada yang bisa menggantikan posisi sahabat dalam hati kita. Someday, we'll gonna have a great quality time.
Nadhia Iffah Saraswati -

Mungkin ini kebetulan ya, atau memang takdir? Haha. Sebenarnya aku mengenal dia sudah sejak masuk SMP, sama seperti Manda. Tapi kami baru dekat ketika menjelang UNAS. Nadhia yang sering menyemangati waktu itu, menemani begadang dan sholat tahajud sampai sekitar jam 3 pagi. Dia yang menelefon saat tahu keadaan putus asaku ketika menerima hasil unas kala itu, membesarkan hatiku dan menenangkan pikiranku. Kami jadi semakin dekat karena walaupun sekolah kami berbeda, entah kenapa aku lebih sering bertemu dengan Nadhia daripada Manda. Nadhia, teman berbagi cerita, tangis, tawa, canda, dan segala kebodohan serta kekonyolanku yang tak kunjung habis. Dia yang sering kurepotkan dengan tangisan-tangisanku. Tapi dia juga yang membuatku tertawa setelah lelah menangis. Dia sama sepertiku. Terlalu memikirkan orang lain, bukan diri sendiri. Tapi dia malah menasehatiku dengan kata-kata yang sama, kalau aku terlalu memikirkan orang lain, haha. Mungkin itu sebabnya kami bisa jadi dekat. Kami sama-sama plegmatis dan melankolis. Kami sama-sama suka berbuat bodoh, menertawakan orang lain dan menertawakan diri kami sendiri. Dan satu hal lagi, dia terlalu memikirkanku, kalau aku boleh ge-er.
Aretha Aprillya Kusumadjaja, Deasy Maharani Putri, Yonar Dyah Savitri, Riesa Fauzia, Marina Marsudi Putri -
 |
riesa-deasy-yonar-aretha-vo |
Mereka, komplotanku ketika kelas 8 SMP. Kami yang selalu bicara tanpa henti, tertawa sekencang-kencangnya dan menertawakan perbuatan kami sendiri. Aku juga tidak tahu kenapa, setiap kami bertemu, selalu saja ada hal untuk ditertawakan. Bertemu dengan mereka sama dengan merefresh otak. Aku sulit untuk berhenti tertawa jika ada mereka. Kami adalah orang-orang yang blak-blakan ketika sedang bertemu. Membicarakan hal apapun dari A sampai Z. Dari luar sampai dalam. Sampai akhirnya kami bingung sendiri menyadari betapa jauhnya hal-hal yang kami bicarakan. Sayangnya, sekarang kami mulai terpisah-pisah. Aretha kuliah di Bali, Universitas Udayana dan seorang doctor wannabe. Riesa kuliah di Malang. Hanya aku, Deasy, Marina dan Yonar yang masih di Surabaya. Sepertinya akan sulit untuk mengatur jadwal bertemu. Oh iya, maaf karena tidak ada foto Marina disana, dia jarang ikut kami kumpul bersama. Terakhir kali dia bertemu kami adalah ketika ulang tahunnya yang ketujuh belas. Im gonna miss them, their laugh and their jokes.
Lailatul Badriyah, Ria Wulansari, Okky Maharani Wibisono
 |
lela-vo-ria-okky |
Kalau mereka ini komplotan masa SMA. Kami berempat kenal karena satu kelas di kelas 1. Sebenarnya waktu kelas 1 hanya bertiga, tanpa Okky. Tapi karena kelas 2 dan 3 aku satu kelas lagi dengan Okky, jadilah dia ikut dekat. Kami berempat memang dekat, tapi kadang untuk masalah yang lebih pribadi, kami punya masing-masing orang yang lebih dirasa cocok. Seperti, Lela lebih nyaman kalau dia curhat denganku dan aku dengan Okky lebih bisa bercerita masalah-masalah yang tidak kami ceritakan ke yang lainnya, sedangkan Ria lebih nyaman ketika bercerita dengan Okky. Tapi ketika kami sedang bersama, kami tetap bisa bersatu. Kami tetap membicarakan banyak hal, hanya saja hal-hal yang lebih bisa dibagi secara general. Mungkin kebersamaan kami lebih ke arah bersenang-senang bersama ketika sedang kumpul.
I do miss them. Masing-masing dari mereka memberi warna tersendiri. Mereka adalah warna-warna favoritku, bagaikan ketika aku sedang menggambar jalan kehidupanku, gambar itu tak akan pernah bisa lengkap tanpa warna mereka. Beruntunglah kalian, yang memiliki sahabat dan masih bisa berdekatan dengan mereka. Karena ketika sahabat kalian mulai menapaki jalannya sendiri, kalian butuh waktu yang lama untuk menemukan warna favorit lain sebagai pelengkap gambarmu.
nice..
ReplyDeletethank you :D
ReplyDelete