Sunday, March 20, 2011

Bidadari dari Langit

Ini bukan cerita dongeng atau cerita sebelum tidur. Tapi sebuah peristiwa konyol yang membuat munculnya sebuah pikiran baru dikepalaku. Akhir-akhir ini disekolah sedang tren mengucapkan kata-kata gombal dari cowok ke cewek, atau dari cewek ke cowoknya. Beberapa temanku sering cerita bagaimana mereka menggombal ketika sedang bersama pacarnya. Kadang malah kata-kata gombal itu diucapkan oleh mereka meskipun bukan kepada pacarnya, tapi hanya sebagai topik pembicaraan yang bisa mengundang tawa diantara kami yang mendengarnya. Sebenarnya kata-kata yang dibicarakan itu bukan termasuk baru di kalangan orang pacaran, hanya saja karena sekarang sering dibicarakan, jadi terdengar menyenangkan. Contohnya seperti ini :

Buat yang baru kenalan
"Neng, punya dongkrak ngga?"
"Engga ,mas."
"Tapi kalo nomer hape punya kaaan?"

Buat yang udah pacaran
"Bapak kamu petani ya?"
"Ah, engga. Kenapa?"
"Soalnya kamu udah menanam benih benih cinta dihatiku"


"Kamu suka main internet ya?"
"Kenapa?"
"Soalnya kamu udah mendownload hatiku"


Seperti itulah yang sering dibicarakan disekolah. Aku sendiri sering tertawa jika mendengar gombalan baru yang diceritakan oleh teman-temanku. Sempat terpikir dikepalaku, aku tidak pernah melakukan hal itu ketika sedang pacaran. Kupikir hal seperti itu terasa norak, dan memalukan kalau harus dilakukan dengan pacar.
Tapi entah kenapa ketika sedang bertemu dengan pacar, aku bercerita tentang hal itu. Dan seperti yang sudah kuduga, pendapatnya tidak jauh berbeda dengan pendapatku. Dia bilang hal seperti itu membuang-buang waktu. Haha
Mungkin ini akibat terlalu sering mendengar teman-temanku menggombal disekolah, hingga aku yang awalnya berpikir hal itu norak, tiba-tiba secara tidak sengaja melakukannya. Di depan pacarku.
Ketika dia berkata "Jangan kemana-mana" ,entah ada angin apa yang masuk ke kepalaku sampai aku bisa berkata "Aku ngga kemana-mana kook .Aku kan dihatimuuuu"
Pacarku hanya tersenyum ketika aku berkata seperti itu. Sedangkan aku baru sadar apa yang baru saja ku perbuat ,meskipun akhirnya hanya bisa tertawa sendiri. Beberapa saat dia diam, kemudian bertanya,
"Kamu udah ngga capek, sayang?" dengan wajah biasa saja. Memang waktu itu aku sedang sakit dan kecapekan, jadi aku menjawabnya dengan serius.
"Udah kok." kataku. Dia hanya mengangguk beberapa kali ,lalu berkata ,
"Wah, hebat ya cepet banget udah ngga capek." masih dengan wajah datar. Aku jadi bingung, memang kenapa kalo sembuhnya cepet? Bukannya bagus ? Kemudian dia melanjutkan ucapannya, 
"Kamu kan Bidadari yang turun dari langit." Aku masih belum sadar dengan apa yang dia katakan. Setelah mencernanya beberapa saat, tawa kami berdua meledak bersama-sama. Rasanya geli sekali mendengar dia mengucapkan kata-kata seperti itu. Bener-bener ngga biasa. Barulah setelah itu dia berkata,
"Udah tau kan gimana rasanya kalo ngomongin kayak gitu?" hahaha. Ya, aku sudah tau rasanya seperti apa mendengar kalimat-kalimat gombalan seperti itu. Dan rasanya itu benar-benar bukan Kami. Bukan tipeku dan dia. Bukan cara pacaran kami yang biasa .

Inilah yang akhirnya membuat aku berpikir bahwa, inilah kami. Kami berbeda dari banyak pasangan lainnya. Dan kami punya cara sendiri untuk mengungkapkan kasih sayang, bukan dengan kata-kata manis, kata-kata rayuan atau kata-kata gombal. Perbedaan itu wajar kan? Kalau pasangan lain suka dengan cara menggombal, kami suka dengan cara diam. Karena sebenarnya kasih sayang itu dapat dirasakan dari setiap perbuatan kita. Bahkan, kadang hanya dengan melihat matanya dan memperhatikan caranya berbicara ,sayang itu sudah terasa.